Waktu - Time

Tuesday, 7 December 2010

Tahun baruan pake sepeda baru

Bertepatan ditahun baru Hijriyah 1 Muharam 1432 H, temen2 komunitas ngadain jalan bareng pake sepeda dengan route mirip2 Tour de France, yakni Tour de Antang. Kali ini lokasi start dan finish agak sedikit berubah dari biasanya (alasannya biar lebih deket ke bubur ayam depan Grestelina), yaitu didepan kantor Cucuki Galesong Jl. AP Petaranni. Anak2 udah pada ngumpul sejak jam 6 pagi, namun kita baru start kira2 jam 6.30AM, berhubung ada peserta yg dateng terlambat dikarenakan rumahnya di Sudiang agak sedikit jauh kekota, beliau adalah Bapak M. Syukri Turisi.


Berikut foto2 perjalanan. Nah buat Bro & Sis yg kepincut ngeliat foto2 ini, ya udah langsung aja gabung minggu depan, karena routenya mau dibuat rada-rada hardcore gitcuh, denger2 ada track nanjak menuju lapangan golf kearah Bili2. Nah, siapin deh baju jersey & celana berpadding supaya pantat gak lecet, buat temen2 cewek, jangan lupa pake Sun Block & bawa Topi Mexico kalo emang takut item ( hari gene gituh). So selamat menikmati foto2 kali ini ...

Suasana gelisah menunggu peserta dari Desa Sudiang Puang Syukri dan Puang Dikson belum dateng-dateng ...


Inilah anak terkuat didunia, bahkan lebih kuat dari Bapaknya yg hanya mampu mengangkat 1 karung.


Mejeng dulu sebelum start & peserta udah lengkap


Sesuai dengan Health & Safety Procedure, quick briefing dan doa bersama selalu dilakukan, kali ini dipimpin oleh Kepala Suku Emir :-)


Dari kiri ke kanan: Anaknya Hamsin, Mr. Heri Andatomi, Mr. Hamsin, Mr. Jabal dan Mr. Syukri.


Finalis cover boy majalah Kuncung ..... wkwkwkwkwkwkw


Juara Foto Model 2010, runner up 1 Mr. Khaerun, and the Winner is Mr. Bond.


Para Boss memang paling kompak dan selalu menunjukan komitmen tinggi

Siap2 berangkat lagi setelah istirahat 5 menit.


Bapak & anak: BRAVO ....


Kemana Papa pergi, mama pasti setia mendampingi .... besok boleh ndak ikut ke kantor pah? ... Inilah contoh komunitas kita ... keluargapun tetap mendukung !!!


Sebelum pingsan, tetap pertahankan gaya .... siap 3 ... 2 ... 1 ... jprret...


Om Heri sedang memberikan petuah, namun sayang tidak ada yg mendengarkan :-(


Kempes ban bisa terjadi, karena saking kuatnya memompa sampai hampir pingsan digaris finish.


Sepeda Mr. Hatta harus direparasi dulu sebelum meneruskan perjalanan.




 Tampak juara cover boy 2010, sedang memakai manset karena takut hitam. Memang manset sangat penting selama mengendarai sepeda, karena berfungsi menahan ozon, terik matahari, dan keamanan.
 
Sekian kisah perjalanan kami kali ini, mudah2 pada kesempatan berikutnya kita udah bisa ngedate sama kalian2 ditour tour amazing lainnya ;-)

Cheers,
Redaksi

Monday, 6 December 2010

Sepeda Tua di Indonesia

Sumber: http://www.anneahira.com/
Sebutan sepeda tua dengan panggilan pit (baca: sepeda) pancal, pit kebo atau  pit unta pasti sudah sangat familiar bagi kita orang Indonesia. Kalau ketiga nama tersebut masih asing di telinga Anda tentu berbeda apabila saya sebutkan satu nama lagi yaitu sepeda onthel.

Sepeda yang satu ini tentu sangat anda kenal pastinya. Namun sudah sangat jarang terlihat di gunakan untuk saat ini.

Lalu bagaimana nasib sepeda tua di Indonesia saat ini ?

Sejarah perjalanan sepeda tua tak lepas dari sejarah kelam penjajahan Belanda di Indonesia. Saat itu penjajah membawa serta sepeda berjenis onthel ke Indonesia untuk sekedar digunakan untuk berputar-putar sambil melihat pemandangan di Indonesia.

Hal ini kemudian di ikuti oleh kaum darah biru atau kaum kerajaan melakukan aktivitas yang sama seperti penjajah. Dan terus berkembang hingga terus menjadi alat transportasi bagi orang Indonesia saat itu.

Jenis-jenis Sepeda Tua

Sepeda tua di Indonesia bukan hanya sepeda onthel. Dalam perkembangannya kemudian, muncul sepeda kumbang, jengki, dan sundung.

Mari berkenalan dengan macam-macam sepeda tua tersebut agar Anda tetap mengetahui perkembangan sepeda tua di negari sendiri.

  • Sepeda onthel atau pit onthel dikenal juga dengan sebutan pit pancal atau pit kebo. Kenapa disebut seperti itu? karena untuk menaiki sepeda tua jenis ini Anda harus terlebih dahulu meloncat (pancal). Hal ini terjadi karena ukuran ban sepedanya yang kecil mencapai 28 inchi. Merek sepeda ini yang paling terkenal saat itu adalah Philips, Rudge. Merek yang sangat terkenal saat itu.

    Untuk pengguna sepeda onthel wanita biasanya berukuran lebih kecil antara 57 sampai dengan 61 cm. Sedangkan untuk pria hingga mencapai ukuran rangka 66 cm.
  • Sepeda jengki sangat populer saat itu dengan  produk keluaran Cina. Merek Phoenix mendominasi sepeda tua jenis jengki ini. Ukurannya tidak mengenal untuk pria dan wanita. Sejak munculnya sepeda jengki menggusur keberadaan sepeda onthel mulai tahun 70-an. Namun nasib sepeda jengki juga tidak sebaik pendahulunya sepeda onthel. Kemunculan sepeda berjenis MTB segera menggantikan kepopulerannya.

Selain dua jenis sepeda tua tadi, berkembang pula jenis sepeda kumbang dan sepeda sundung. Namun di tahun 1970-an sepeda tua ini sempat digantikan oleh sepeda MTB. Nasib sepeda tua mulai bergeser dari hari ke hari dengan diciptakannya berbagai varian sepeda-sepeda modern.

Sepeda Tua Saat Ini

Sejak tahun 2000-an, sepeda-sepeda tua tersebut sudah mulai diburu lagi oleh banyak kalangan termasuk karyawan atau pekerja kantor.

Sejak tahun 2007-an, peminat sepeda tua juga berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Hal ini terjadi karena kerinduan mereka untuk melestarikan sepeda tua ditambah isu global warming atau pemanasan global dan kenaikan harga BBM. Masyarakat mulai kembali bersepeda dan membentuk komunitas-komunitasnya masing-masing. Bukan tidak mungkin sebentar lagi sepeda kembali menjadi moda transportasi utama seperti zaman dulu.

Transportasi yang sangat ramah lingkungan ini nampaknya dapat menjadi pilihan Anda sebagai wujud kepedulian terhadap bumi tempat kita tinggal.

Apabila anda memimpikan bumi yang kembali hijau (go green), sepeda tua dapat menjadi pilihan kembali menemani aktivitas sehari-hari. Selamat bersepeda untuk bumi esok yang lebih hijau.